dampak kami
Penggunaan dan pembuktian konsep pertama Waliku serta situs percontohan adalah di Kabupaten Sumba Barat, Indonesia.
Di Tahun Ajaran 2020-21, Waliku sedang mempersiapkan untuk skala dalam proyek-proyek Save the Children Indonesia:
Save the Children juga berencana memperkenalkan Waliku di 2-3 negara lain dan berbagai konteks, sebagai bagian dari upaya pemulihan COVID-19 dalam proyek-proyek yang ada; atau sebagai proyek baru yang muncul karena kerjasama dengan Waliku. saya
- Studi pembuktian konsep Waliku di lima sekolah berlangsung pada Tahun Aajaran 2018-19.
- Studi percontohan berlangsung di 21 sekolah pada Tahun Akademik 2019-20.
Di Tahun Ajaran 2020-21, Waliku sedang mempersiapkan untuk skala dalam proyek-proyek Save the Children Indonesia:
- Di Kabupaten Sumba Barat, 34 (37%) sekolah di kabupaten tersebut menggunakan Waliku. Rencananya, pada Tahun Pelajaran mendatang, 91 sekolah di kabupaten tersebut akan menggunakan Waliku untuk keperluan pelacakan kehadiran dan tindak lanjut ketidakhadiran.
- Di Kabupaten Bandung, proyek Save the Children memperkenalkan Waliku di 15 sekolah sebagai bagian dari upaya pemulihan COVID-19.
Save the Children juga berencana memperkenalkan Waliku di 2-3 negara lain dan berbagai konteks, sebagai bagian dari upaya pemulihan COVID-19 dalam proyek-proyek yang ada; atau sebagai proyek baru yang muncul karena kerjasama dengan Waliku. saya
SUMBA BARAT, INDONESIA
Kabupaten Sumba Barat, di Provinsi Nusa Tengara Timur Indonesia telah melaksanakan Sistem Waliku di dua dari enam kecamatannya di 21 sekolah pada Tahun Ajaran 2019-2020. Pada Tahun Ajaran 2020-21 Waliku akan digunakan di lebih banyak kecamatan dan sekolah.
Dinas Pendidikan Kabupaten dan stafnya, sekolah di Sumba Barat dan Kepala Sekolah, Operator IT, Guru, Orang Tua dan Muridnya sendiri adalah pengguna dan pelaksana Waliku. Seluruh ekosistem Sumba Barat, terdiri dari masyarakat, para pemimpinnya, dan penyedia layanan untuk pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak-anak adalah target audiens Waliku. |
Tahun akademik 2019-2020
Dampak dari Waliku terus berkembang. Pada tahun ajaran 2019-2020, Waliku telah digunakan pada
Kami mengukur dampak dengan menggunakan tiga hal: penggunaan aplikasi, tindak lanjut ketidakhadiran, dan berkurangnya ketidakhadiran:
|
tahun akademik 2018-2019
Dampak Waliku hanya berkembang. Pada Tahun Akademik 2018-19, kami mengukur penggunaan dan kegunaannya dalam memahami dan menanggapi ketidakhadiran dan kesenjangan kesejahteraan setiap anak. Mereka digunakan oleh
Waliku membantu tindak lanjut absensi, dan memahami beban absensi, secara keseluruhan dan individu di setiap sekolah:
|